Sunday, August 10, 2014

Widgets


Waspadai jika Anda sering batuk-batuk tapi tak kunjung sembuh. 
Mungkin itu bukan batuk biasa, karena bisa jadi itu gejala TBC. 
Kenali 8 gejala khasnya.

Jumlah penderita tuberkulosis (TB) terus bertambah. Penyakit menular ini merupakan infeksi serius yang mempengaruhi paru-paru seseorang. Bakteri yang menyebabkan TB bisa menyebar dari satu orang ke orang lain melalui tetesan kecil yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin. Jika TB tak diobati hingga tuntas bisa berakibat fatal.

TB disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, kuman yang ditularkan melalui udara dan dari satu orang ke orang lain. Kadang-kadang, bakteri menyebar ke organ lain dan bisa menyebabkan meningitis.
Infeksi TB ini mulai meningkat pada 1985. Sebagian muncul karena HIV, virus yang menyebabkan AIDS. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga sistem kekebalan tubuh seseorang tak bisa melawan kuman TB.

Di Amerika Serikat, dengan pengendalian yang ketat, TB mulai turun pada 1993, namun masih jadi pusat perhatian.

Seperti dikutip Mayoclinic, Selasa (26/2/2013), orang dengan TB aktif harus minum beberapa jenis obat selama berbulan-bulan untuk membasmi infeksi dan mencegah perkembangan resistensi antibiotik.

Meskipun tubuh bisa menjadi pelabuhan bakteri yang menyebabkan TB, sistem kekebalan tubuh biasanya bisa mencegah Anda dari sakit. 

Karena alasan itu, dokter membedakan TB dalam dua macam:

1. TB Laten: Pada kondisi ini, Anda memiliki infeksi TB, tapi bakteri tetap dalam tubuh Anda dalam keadaan tidak aktif serta tak menimbulkan gejala.

TB laten juga disebut TB tidak aktif atau TB infeksim yang tak menular. Namun, bisa berubah menjadi aktif sehingga pengobatan penting bagi TB laten untuk membantu mengendalikan penyebaran TB. Diperkirakan, sepertiga penduduk dunia mengalami TB laten.

2. TB aktif. Kondisi membuat Anda sakit dan bisa menularkan ke orang lain. Ini bisa terjadi beberapa minggu pertama setelah terinfeksi bakteri TB atau beberapa tahun kemudian.

Tanda dan Gejala TB Aktif

Kebanyakan, orang tak menyadari mengalami gejala TB dan bingung membedakannya dengan penyakit lain karena tak mudah untuk mengenalinya. Padahal, gejala dimulai secara bertahap dan berkembang dalam jangka waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan.

Orang sering mengalami satu atau dua gejala ringan dan tak mengenalinya sedini mungkin. Gejala sering tidak muncul sampai penyakit ini berkembang. Mengidentifikasi gejala TB bisa membantu seseorang mencegah komplikasi seperti infeksi PPOK (Penyakit paru Obstruktif Kronik) pada organ tubuh lain.

Berikut sejumlah tanda dan gejala khas jika orang terkena TB:
  • Batuk. Pada tahap selanjutnya, batuk bisa menghasilkan dahak berwarna abu-abu atau kuning yang bisa bercampur dengan darah
  •  Perhatikan penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
  • Kelelahan
  • Demam
  • Berkeringat di malam hari adalah salah satu cara tubuh melindungi darpenyakit. Berkeringat di malam hari dapat dimulai dengan demam dan akhirnya menyebabkan keringat berlimpah diikuti oleh menggigil.
  • Panas dingin
  •  Kehilangan nafsu makan
  • Amati urine yang berubah warna (kemerahan) atau urine keruh. Ini merupakan gejala yang muncul pada tahap selanjutnya


Organ yang Terpengaruh

TB bisa menyerang paru-paru Anda dan bagian organ lainnya.Jika Anda mengalami TB paru, maka tanda dan gejala yang dihadapi :
  1. Batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih
  2. Batuk darah atau sputum
  3. Perhatikan nyeri di dada dan paru-paru, yang bisa menyebabkan sesak napas. Sesak napas itu bisa menyebabkan pusing.

Selain paru-paru, TB bisa mempengaruhi bagian lain dari tubuh Anda, termasuk tulang belakang, ginjal, dan otak. Ketika TB terjadi di luar paru-paru, gejala bervariasi tergantung organ yang terlibat. Misalnya saja TB tulang belakang yang bisa membuat punggung Anda sakit, dan TB ginjal yang bisa menyebabkan urine berdarah.

Meski TB menular, bukan pekerjaan mudah untuk mengenalinya. Anda lebih mungkin tertular TB dari seseorang yang hidup dengan Anda atau bekerja bersamanya dibanding orang yang tak dikenal. Kebanyakan orang dengan TB aktif yang sudah menjalani terapi obat yang tepat, setidaknya dua minggu sudah tidak lagi menular.

TB tetap menjadi pembunuh utama karena peningkatan dalam obat yang tahan dengan strain bakteri. Sejak antibiotik pertama digunakan untuk melawan TB sejak 60 tahun yang lalu, beberapa kuman TB mengembangkan kemampuannya untuk bertahan hidup. Dan kemampuan itu diteruskan ke keturunannya.

Obat menjadi resisten terhadap TB ketika antibiotik gagal membunuh semua bakteri. Bakteri yang hidup menjadi resisten terhadap obat tertentu dan sering pada antibiotik lainnya.

Faktor Peningkat Risiko

Faktor tertentu bisa meningkatkan risiko seseorang terkena TB. Contohnya saja jika sistem kekebalan tubuh Anda lemah dan tempat kerja atau tempat tinggal Anda ada orang yang terkena TB. Berikut sejumlah faktor risiko yang perlu diperhatikan:

1. Sistem Imun yang melemah. Sejumlah penyakit dan obat-obatan bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal stadium akhir, beberapa kanker, pengobatan kanker, obat mencegah penolakan transplantasi organ, malnutrisi, usia masih sangat muda atau usia lanjut.

2. Internasional koneksi: Risiko TB lebih tinggi bagi orang-orang yang tinggal di atau melakukan perjalanan ke negara-negara yang memiliki tingkat tinggi tuberkulosis, seperti:

Afrika
India
Cina
Meksiko
Pulau-pulau di Asia Tenggara dan Mikronesia
Bagian dari Uni Soviet

3. Kemiskinan dan penyalahgunaan zat: Jika Anda berpenghasilan rendah atau tetap, tinggal di daerah terpencil, Anda kurang akses ke perawatan medis yang diperlukan untuk mendiagnosa dan mengobati TB.
Sedangkan penyalahgunaan zat dalam jangka panjang seperti alkohol atau narkoba melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat orang rentang terhadap TB.

4. Tempat tinggal atau bekerja: Kontak secara teratur dengan orang yang sakit bisa meningkatkan peluang Anda terkena TB. Kenakan masker dan sering mencuci tangan untuk mengurangi risiko. Tinggal atau bekerja di fasilitas rumah perawatan. Orang yang tinggal atau bekerja di penjarak, panti jompo berisiko terkena TB. Ini karena risiko lebih tinggi dengan kurangnya ventilasi.

Tanpa pengobatan, TB bisa berakibat fatal. Penyakit yang tak diobati dengan aktif biasanya mempengaruhi paru-paru, tetapi bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah Anda. Contoh meliputi:

Tulang. Nyeri tulang punggung dan kerusakan sendi bisa akibat TB yang menginfeksi tulang Anda. Dalam beberapa kasus, tulang rusuk terpengaruh.

Otak. TB di otak Anda bisa menyebabkan meningitis, pembengkakan selaput yang kadang-kadang fatal menutupi otak dan sumsusm tulang belakang.

Hati dan ginjal: Hati dan ginjal membantu menyaring limbah dan kotoran dari aliran darah. Fungsi ini terganggu jika hati atau ginjal dipengaruhi TB.

Jantung: TB bisa menginfeksi jaringan yang mengelilingi jantung, menyebabkan radang dan cairan yang bisa mengganggu kemampuan jantung Anda memompa secara efektif. Kondisi ini disebut cardiac tamponade yang bisa fatal.

Jika Anda curiga mengalami TB, segera hubungi dokter. Anda mungkin dirujuk ke dokter yang mengkhususkan diri dalam penyakit menular atau penyakit paru-paru.

Diagnosa TB

Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa kelenjar getah bening Anda untuk pembengkakan dan mengunakan stetoskop untuk mendengar suara paru-paru Anda ketika bernapas.

Alat diagnostik yang paling umum digunakan untuk TB adalah tes kulit. Sejumlah kecil zat yang disebut PPD tuberculin disuntikkan tepat di bawah kulit lengan bagian dalam. Anda akan sedikit merasakan tertusuk jarum.

Dalam waktu 48 sampai 72 jam, ahli kesehatan akan memeriksa lengan untuk bengkak di tempat suntikan. Jika benjolan menjadi keras berwarna merah, berarti Anda mengalami TB. Ukuran benjolan menentukan apakah hasil tes signifikan.

Namun, hasil tes kulit tak sempurna. Kadang-kadang hasilnya bisa menunjukkan orang itu kena TB padahal tidak. Ini juga menunjukkan orang yang tidak memiliki TB malah disebut kena.
Selain tes kulit, TB juga bisa didiagnosa dari tes darah, X-ray dada, dan tes dahak.

Obat

Obat-obatan merupakan dasar pengobatan tuberkulosis. Tapi mengobati TB memakan waktu lebih lama dibanding mengobati infeksi bakteri jenis lain. Dengan TB, Anda harus minum antibiotik setidaknya selama enam sampai sembilan bulan.

Jika Anda mengalami TB laten, Anda mungkin perlu minum satu jenis obat TB. Untuk TB aktif, terutama jika itu adalah virus yang tahan obat, memerlukan beberapa obat sekaligus. Obat-obatan yang paling umum digunakan untuk mengobati tuberkulosis meliputi:

Isoniazid
Rifampisin (Rifadin, Rimactane)
Etambutol (Myambutol)
Pirazinamid

Menyelesaikan pengobatan sangat penting. Setelah beberapa minggu, Anda tidak akan menular, dan Anda mungkin mulai merasa lebih baik. Anda mungkin tergoda untuk berhenti minum obat TBC Anda. Tetapi sangat penting jika Anda menyelesaikan terapi obat dan minum obat persis seperti yang ditentukan oleh dokter Anda.

Menghentikan pengobatan terlalu cepat atau melewatkan dosis bisa memungkinkan bakteri yang masih hidup menjadi resisten terhadap obat-obatan, yang mengarah ke TB yang jauh lebih berbahaya dan sulit untuk mengobati.

0 komentar:

Post a Comment