Wednesday, July 16, 2014

Widgets


Alergi merupakan reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan alami tubuh yang membantu melawan infeksi. Hampir sebagian besar orang-orang di dunia pasti memiliki penyakit bawaan ini. Tak hanya menyebabkan iritasi pada kulit, alergi juga dapat menyebabkan kematian.

Kebanyakan orang terkena alergi karena diakibatkan oleh zat yang terkandung dalam makanan atau debu. Namun ternyata, ada banyak hal yang dapat menyebabkan alergi.

Berikut ini beberapa pemicu alergi seperti dirangkum detikHealth, Rabu (16/7/2014).

1. Sindrom Steven Johnson

Bagi beberapa orang alergi biasa ditimbulkan oleh makanan dan debu, namun ternyata obat juga memengaruhi seseorang terkena alergi. Alergi obat dapat menyebabkan kulit menjadi kering, terkelupas, melepuh, dan mengeluarkan cairan tak sedap. Kondisi seperti inilah yang disebut sebagai sindrom Steven Johnson.

Menurut dr Laksmi Duarsa SpKK, sindrom ini biasanya disebabkan oleh virus. Tetapi bisa juga disebabkan oleh konsumsi obat seperti analgesik, antibiotik, obat jamur, atau anti kejang.

"Biasanya ada luka lesi di bibir, mata, atau di kelamin. Awalnya bisa gatal-gatal melenting atau bintik-bintik gitu terus lama-lama mengelupas, melepuh, dan mengeluarkan cairan," paparnya.

Reaksi alergi ini dapat terjadi cepat atau bahkan berminggu-minggu. Untuk mencegah terjadinya alergi, dapat diberikan beberapa pengobatan, seperti obat injeksi atau obat oral.

2. Xeroderma Pigmentosum (XP)

Bagi sebagian orang, sinar matahari dapat berdampak buruk bagi kesehata kulitnya. Jika terkena paparan sinar matahari, kulit tak hanya melepuh tapi juga dapat terbakar. Menurut dr Eddy Karta SpKK, penderita penyakit ini lebih mudah untuk terkena kanker kulit.

"Pencegahan agar tidak terkena sinar matahari menjadi penting. Sebab pengobatan hanya bersifat mencegah kondisi yang lebih buruk," imbuhnya lagi.

Meski begitu, terdapat beberapa cara pencegahan bagi penderita XP. Caren Mahar mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan perkembangan penyakit ini menghilangkan radiasi ultraviolet. Dengan tinggal di dalam rumah pada siang hari, memilih jenis pencahayaan tertentu di rumah serta mengenakan pakaian pelindung dan menggunakan tabir surya.

3. Serangga

Banyak yang tak menyangka bahwa gigitan hewan kecil ini dapat memberikan efek yang mematikan. Menurut Kepala Centre for Clinical Research University of Western Australia, Prof Simon Brown, reaksi alergi terhadap gigitan atau sengatan serangga memang bisa menyebabkan kematian.

"Dari seluruh reaksi alergi yang mengancam nyawa warga Australia, sekitar seperempatnya disebabkan oleh serangga, sisanya disebabkan oleh obat-obatan, makanan, dan faktor penyebab lain yang belum teridentifikasi," ungkap Prof Brown.

Memang benar bahwa gigitan serangga dapat memicu reaksi ringan seperti gatal-gatal, kulit kemerahan dan bengkak pada orang yang alergi. Namun begitu, terkadang gigitan serangga dapat menyebabkan reaksi yang lebih parah seperti kesulitan bernapas dan penurunan tekanan darah yang tiba-tiba.

Jika Anda telah terdiagnosis alergi serangga, usahakan untuk selalu membawa obat alergi. Selain itu gunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang serta sepatu tertutup saat bepergian.

4. Urtikaria (Alergi Dingin)

Kisah anak perempuan Hollie Davies (5) merupakan bukti bahwa alergi terhadap udara yang dingin memang ada. Beberapa detik saja terpapar udara segar, kulit Hollie segera mengeluarkan ruam merah yang menyakitkan. Tak hanya menghindari cuaca yang dingin, Hollie juga tidak bisa makan es krim dan berenang.

Kelainan ini disebut juga dengan urtikaria dingin. Kondisi tersebut menyebabkan gatal menyakitkan yang dapat berlangsung berhari-hari, sesak napas, dan kelelahan. Serangan parah pun juga dapat terjadi, seperti membuat penderita tumbang, mengalami syok, bahkan meninggal.

Urtikaria biasanya menyerang pada masa remaja dan belum ditemukan penyembuhnya. Bagi Hollie sendiri, dokter hanya dapat menyarankan agar ia tetap hangat dan meminum antihistamin, obat untuk menangkal reaksi.

5. Aquagenic Urticaria (Alergi Air)

Jika si kecil Hollie tak dapat menikmati segarnya udara di pegunungan, Rachel Princa (26) tidak bisa bersentuhan dengan air. Air hanya membuat ruam di kulitnya. Oleh karena itu jika sedang bepergian, ia pasti melihat kondisi cuaca dan menggunakan baju tebal dengan penutup kepala serta tak lupa payung.

"Aku sangat kesulitan saat minum. Tapi kadang jus atau teh bisa lebih diterima tenggorokanku. Aku juga alergi pada keringat, air mata, bahkan darahku sendiri ketika kontak langsung dengan kulitku," ungkap Rachel.

Alergi ini disebut juga dengan Aquatic Urticaria. Jika bersentuhan dengan air, darah, keringat, dan air mata kulitnya menjadi terasa gatal dan sakit selama 10 menit hingga 1,5 jam. Untuk meredakan rasa sakit, pasien harus berbaring.

"Aquagenic mungkin terkait dengan tingkat histamin yang tinggi tapi ada proses lain yang memicu timbulnya ruam. Karena sangat jarang, mungkin ada gejala lain yang timbul misalnya alergi terhadap produk perawatan tubuh," imbuh Nina Goad dari British Association of Dermatologist. detik.com

0 komentar:

Post a Comment