4 Masalah Fisik yang Bikin Susah Hamil
Setelah beberapa tahun menikah dan melakukan hubungan seksual rutin, belum juga memperoleh momongan? Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter, karena kondisi ini digolongkan sebagai infertilitas. Suami istri perlu menjalani pemeriksaan menyeluruh dan dilakukan bersamaan. Suami akan ditangani oleh seorang androlog atau urolog, sementara istri ditangani oleh ahli kandungan dan kebidanan.
Dari pemeriksaan, akan diketahui beberapa masalah fisik yang bisa menyebabkan infertilitas sebagai berikut:
Sumbatan vagina
Ada dua jenis sumbatan yang kerap terjadi, yakni sumbatan anatomik dan vaginismus. Untuk sumbatan anatomik karena bawaan, sedangkan vaginismus karena pengerutan liang vagina akibat faktor psikologis. Selain itu, sumbatan pada vagina juga dapat disebabkan oleh adanya peradangan. Peradangan ini dapat muncul lantaran bakteri yang mengakibatkan kadar keasaman pada liang vagina terlalu berlebihan, sehingga sperma dapat gagal memasuki rahim.
Penyakit yang dapat menyebabkan bakteri pada liang vagina ini antara lain penyakit gonorea, sifilis, trikomoniasis, kandidiasis, amubiasis, atau kista vagina. Sumbatan pada vagina bisa diatasi dengan pengobatan. Bila pengobatan tidak memungkinkan akan dilakukan pembedahan agar vagina dapat berfungsi normal. Terakhir, bila cara ini tidak mendapatkan kehamilan dapat dilakukan program inseminasi atau bayi tabung.
Gangguan pada leher, mulut, dan bentuk mulut rahim
Penyebab gangguan pada mulut rahim dapat berupa:
* Sumbatan pada leher rahim.
* Lendir pada mulut rahim yang tidak normal sehingga lendir menjadi terlalu kental atau cair yang mengakibatkan sperma terhambat menuju rahim.
* Bentuk mulut rahim yang tidak normal sehingga dapat mengganggu penyampaian sperma ke rahim.
Untuk mengatasi permasalahan di mulut rahim ini dapat dilakukan pengobatan bila berkaitan dengan kondisi lendir yang bertugas mengantarkan sperma ke rahim. Tapi, kalau berkaitan dengan bentuk mulut rahim yang memang sudah tidak sempurna maka harus dilakukan pembedahan agar mulut rahim dapat berfungsi normal sebagai jalur sperma menuju rahim. Bila cara ini tidak dapat mengatasi masalah maka harus dilakukan inseminasi atau bayi tabung.
Gangguan pada rahim
Masalah lain yang dapat mengganggu transportasi sperma menuju rahim adalah kelainan rongga rahim yang disebabkan sinekia, mioma atau polip, peradangan endometrium, dan gangguan kontraksi uterus. Sperma tidak mungkin melakukan migrasi karena gerakannya sendiri. Gerakan sperma dibantu oleh kontraksi yang terjadi antara vagina dan uterus. Kontraksi ini memegang peranan penting dalam transportasi sperma ke dalam rahim hingga ke saluran telur.
Prostaglandin (senyawa asam) dalam cairan sperma dapat membuat rahim berkontraksi secara ritmik. Kurangnya prostaglandin dalam sperma akan memengaruhi perjalanan sperma. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu implantasi, pertumbuhan intrauterine, dan nutrisi serta oksigenisasi janin. Untuk mengatasi ini diperlukan beragam cara, mulai pengobatan hingga pembedahan.
Permasalahan lain yang mungkin terjadi pada rahim adalah kelainan bawaan semenjak lahir berupa kelainan bentuk rahim. Kelainan bawaan ini seperti tidak memiliki rahim, rahimnya kecil, terdapat dua rahim, rahim berbentuk hati, rahim bersekat, dan rahim bertanduk.
Kecuali kelainan tidak memiliki rahim, semua kelainan itu dapat diusahakan memiliki anak. Tentunya dengan pengobatan yang berbeda berdasarkan kelainan yang dimiliki. Untuk rahim yang kecil dapat dilakukan terapi hormonal agar rahimnya dapat membesar hingga ukuran normal. Sedangkan untuk bentuk rahim lainnya harus dilakukan operasi untuk mengoreksi bentuk rahim.
Masalah di saluran telur
Kelainan saluran telur yang dimaksud adalah hidrosalping, yaitu tuba yang membesar seluruhnya atau tuba yang menebal. Penyebab kerusakan di dinding tuba adalah infeksi atau adanya endometriosis. Selain hidrosalping, terdapat juga tuba yang pendek, yang disebabkan tekukan pada beberapa tempat dan perlekatan tuba. Perlekatan dapat mengganggu pergerakan fimbriae dan menahan ovarium.
Kelainan pada saluran telur dapat diatasi dengan operasi untuk memperbaiki dan mengembalikan anatomi tuba dan indung telur seperti semula. Sedangkan endometriosis pada saluran telur dapat diusahakan kesembuhannya melalui pengobatan berupa obat-obatan hormonal. Bila sudah tidak memungkinkan dengan pengobatan, perlu dilakukan pembedahan. Bisa dengan bedah mikro, bedah konvensional, atau laparoskopi.
Masalah tidak terjadinya kehamilan bisa juga disebabkan gangguan pada indung telur, seperti adanya tumor atau kista, yang tersering berupa kista endometriosis. Untuk mengatasi gangguan kista endometriosis dapat dengan pengobatan atau pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut.
(Tabloid Nakita)
Google+ @Najla najwa
0 komentar:
Post a Comment